Sudah merupakan sebuah
kenyataan bahwa kegiatan bisnis di MLM selalu berhubungan dengan omzet. Dengan
meningkatnya omzet meningkat pula pendapatan/bonus seorang distributor MLM.
Peningkatan bonus inilah yang ingin dicapai dan akan memberikan motivasi/semangat
kepada pelaku bisnis tersebut (distributor). Dengan semangat tersebut tentunya
akan lebih meningkatkan aktivitas bisnis.
MLM (Multilevel
Marketing) merupakan distribusi barang/produk secara berjenjang atau bertahap.
Untuk pendistribusian secara bertahap ini perlu adanya seorang distributor.
Dengan sistem pembagian pendapatan/bonus yang dibuat oleh sebuah perusahaan MLM
atau yang lebih dikenal dengan Marketing Plan maka seseorang akan memutuskan
untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut dengan bergabung menjadi seorang
distributor. Nah, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana meningkatkan omzet?
Peningkatan omzet di sebuah MLM selalu di mulai dari distributor atau anggotanya, baik itu level terbawah, menengah ataupun top level. Cara yang bisa dilakukan adalah:
Peningkatan omzet di sebuah MLM selalu di mulai dari distributor atau anggotanya, baik itu level terbawah, menengah ataupun top level. Cara yang bisa dilakukan adalah:
1. Sebagai distributor sekaligus pengusaha diwajibkan
untuk mengenal produk yang akan dipasarkannya, salah satunya adalah dengan swa
konsumsi. Diharapkan dari swa konsumsi ini seorang distributor dapat
menceritakan ttg khasiat produk tsb sehingga akan timbul rasa percaya.
2. Alternatif kedua sebagai peningkatan omzet adalah
melakukan penjualan. Dengan bercerita pengalaman mengkonsumsi produk merupakan
salah cara dalam memasarkan.
3. Karena MLM tidak harus dengan berjualan yg identik
dengan seorang sales yang harus door to door, maka seorang distributor mulai
harus berpikir ala seorang manajer dalam berbisnis yaitu mulai membuka cabang
baru. Perkenalkan bisnis ini ke rekan-rekan yang memiliki komitmen untuk
berbisnis, ajarkan hal sama dalam mengelola usaha tersebut. Kegiatan ini
merupakan Business Opportunity dan Duplikasi.
Dari 3 kegiatan tersebut
tentunya omzet akan meningkat seiring dengan penambahan network dan hasilnya
pun akan mendongkrak pendapatan/bonus sehingga semangat para distributor akan
terjaga untuk melanjutkan kegiatan bisnis tersebut. Dan ini adalah sebuah
siklus “Kegiatan Bisnis -> Omzet -> Semangat -> Kegiatan Bisnis”.
Pengembangan Jaringan
Dengan Filsafat Ayam
Banyak di antara pelaku
network marketing merasa dirinya gagal dalam menjalankan bisnis network
marketing. Padahal yang benar adalah dia belum berhasil karena belum bekerja
keras, cerdas, dan ikhlas. Di antara kerja cerdas adalah dengan bekerja meniru
cara kerja induk ayam.
Apa yang dilakukan
induk ayam?
1. Pacaran : Pacaran adalah ibarat dari prospecting mencari
kenalan di manapun dan kapanpun. Di halte bis, di terminal, di dalam lift, bis,
kereta, kapal laut, pesawat, dll. Gunakan strategi kenalan dengan menggunakan
'ice-breaking' menanyakan jam, tujuan, keluarga, cuaca, topik yang sedang trend
saat ini, dll. Sebaiknya membekali diri dengan membaca buku Dale Carnegie
"How to get friends and to influence people" yang sudah diterjemahkan
menjadi bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain.
2. Bertelur : Bertelur adalah ibarat dari sponsoring mendapatkan
anggota baru.
3. Mengeram : Mengeram adalah ibarat dari melakukan home meeting dan home sharing di rumah anggota baru untuk mengajari yang bersangkutan bagaimana caranya membuat dream book, daftar nama, mengundang, presentasi, follow-up, mengenal produk, mengguanakan alat berupa buku, kaset, dan pertemuan.
4. Mengais mencari
makanan bersama anak-anaknya : Memberikan
contoh kepada mitra muda (down-line) bagaimana caranya sponsoring dan membina,
agar terjadi duplikasi.
5. Melindungi
anak-anaknya dari musuh dengan
memasukkan mereka dalam dekapannya atau langsung menyerang musuh. Melindungi
mitramuda baru dari virus negatif dengan memberikan jawaban yang tepat, bahkan
dengan mempersiapkan imunisasi sebelum virus negatif menyerang. Melindungi
mereka dari serbuan MLM lain yang akan merontokkan jaringan.
Dalam hal ini saya termasuk orang yang tidak menyetujui polygami MLM. Menjalankan dua MLM bagaikan seseorang yang mendaki dua gunung dalam satu waktu yang bersamaan.
Peribahasa jangan simpan telur dalam satu keranjang berlaku bagi orang yang menekuni MLM tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai bukan sebagai pelaku MLM lain. Banyak bukti yang menjalankan dua MLM sekaligus jaringannya menjadi rontok, akhirnya terjadi ingin untung jadi buntung.
Ingin dapat semua, malah hilang semua.
Dalam hal ini saya termasuk orang yang tidak menyetujui polygami MLM. Menjalankan dua MLM bagaikan seseorang yang mendaki dua gunung dalam satu waktu yang bersamaan.
Peribahasa jangan simpan telur dalam satu keranjang berlaku bagi orang yang menekuni MLM tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai bukan sebagai pelaku MLM lain. Banyak bukti yang menjalankan dua MLM sekaligus jaringannya menjadi rontok, akhirnya terjadi ingin untung jadi buntung.
Ingin dapat semua, malah hilang semua.
Selamat Mencoba! Semoga sukses selalu!!